Mediaupdate.id – Israel menembaki markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan pada Kamis (10/10/204). Dua orang tentara yang diketahui berasal dari Indonesia terluka.
Insiden ini merupakan yang paling serius yang dilaporkan oleh misi penjaga perdamaian sejak pekan lalu, ketika mereka menolak permintaan Israel untuk “relokasi” dari beberapa posisinya.
Meskipun mereka tidak mengalami cedera serius, “mereka tetap dirawat di rumah sakit,” tambah misi itu.
Seorang juru bicara UNIFIL mengatakan bahwa penjaga perdamaian yang terluka adalah warga negara Indonesia.
Guido Crosetto, Menteri Pertahanan Italia, menggambarkan “penembakan” itu sebagai “tindakan yang tidak dapat diterima” dan mengatakan bahwa ia “memprotes kepada rekan Israel saya dan duta besar Israel untuk Italia.”
Kementerian Luar Negeri Prancis juga mengatakan bahwa mereka mengharapkan “penjelasan dari otoritas Israel” setelah insiden tersebut, menambahkan bahwa “perlindungan penjaga perdamaian PBB adalah kewajiban bagi semua pihak dalam konflik.”
Kementerian Luar Negeri Spanyol juga mengecam keras penembakan Israel yang mengenai markas UNIFIL, menyebutnya sebagai “pelanggaran serius hukum internasional.”
Perdana Menteri Irlandia Simon Harris, yang negaranya memiliki sekitar 370 tentara dalam misi tersebut, mengatakan “setiap penembakan di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan gegabah dan harus dihentikan”.
Menurut UNIFIL, militer Israel juga menyerang posisi lain di Ras Naqura, lebih jauh ke selatan, pada hari Kamis.
UNIFIL mengatakan bahwa serangan itu mengenai “pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi”.
Misi tersebut menambahkan bahwa sebuah pesawat nirawak militer Israel “terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker.”
Markas besar UNIFIL dan posisi-posisi di dekatnya “telah berulang kali diserang,” kata misi tersebut.
Pada hari Rabu, “tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan” kamera pemantau perimeter di sekitar suatu posisi, tambah UNIFIL.
UNIFIL minggu lalu mengatakan militer Israel, sebelum memulai operasi darat di dalam Lebanon, telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk “pindah” dari beberapa posisi.
Misi penjaga perdamaian menolak permintaan tersebut, yang oleh Presiden Irlandia Michael Higgins disebut sebagai “penghinaan terhadap lembaga global yang paling penting”.
“Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia. Dua prajurit TNI yg tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura,” katanya.
Retno mengatakan kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik. Luka yang dialami dua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF.
Adapun Retno sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda Force Headquarter Support Uni (FHQSU).
Dia juga meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan.
“Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban,” pungkasnya.






