Mediaupdate – Pada Jumat malam (8/11), sekitar 33 oknum TNI menyerang warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 1 warga tewas, dan 10 warga lainnya luka.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan terkait penyerangan yang diduga dilakukan 33 anggota TNI menewaskan warga di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Agus menyebutkan kasus ini bermula saat anggota TNI menegur kelompok anak muda yang kebut-kebutan saat mengendarai motor.
Geng motor ini dinilai meresahkan masyarakat, sehingga prajurit TNI berinisiatif untuk menegur mereka.
“Jadi memang diawali oleh anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor, ditegur sama anggota karena mengganggu-meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan raya juga,” kata Agus saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, Senin (11/11).
Agus menegaskan, “Jadi anggota Kodam I menegur, (yang ditegur) tidak terima, terjadi adu mulut, dan kemudian maka terjadilah perkelahian massal.”
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menegaskan bahwa penertiban geng motor sangat penting, mengingat mereka sering kali menggunakan motor yang tidak memenuhi standar.
“Sebenarnya kita sepakat, ya, geng-geng motor ya semacam itu harus ditertibkan karena meresahkan masyarakat, mengganggu jalan-jalan umum, paling banyaknya juga motornya bodong, saya waktu Pangdam itu kalau hari libur saya tarik, saya potong-potong, kebanyakan bodong. Ya semuanya sepakat itu harus kita tertibkan,” ujar Agus.
Agus menekankan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 2/Kilap Sumagan saat itu menegur anggota geng motor, bukan warga yang melintas.
Menurut Agus, pemicu persoalan ini bukan “masyarakat” tapi “segelintir orang”.
“Bukan masyarakat, tetapi geng motor yang kebut-kebutan. Saya rasa mungkin semua orang juga merasa jengah,” ujar dia.
“Pemerintah kan sekarang fokus mensejahterakan masyarakat, kemudian kita juga sedang makan bergizi untuk anak-anak sekolah itu supaya ke depan itu mempunyai generasi-generasi unggulan, bukan preman-preman seperti itu,” kata Agus.
Bentrokan kelompok warga dengan sejumlah prajurit Yonarmed 2/KS di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten, Deli Serdang, Jumat (8/11) pekan lalu.
Akibat insiden itu, seorang laki-laki warga sipil berinisial RAB (62) meninggal dunia, delapan warga sipil luka-luka. Dari delapan warga yang terluka, tiga di antaranya korban salah sasaran.
Dari pihak TNI, seorang prajurit berinisial M dilaporkan luka-luka.
Terkait insiden di Deli Serdang, Panglima TNI menambahkan bahwa kasus ini sudah ditangani oleh Pangdam I/BB, yang telah berkunjung menemui korban.
“Ya Pangdam sudah ambil langkah. Ke rumahnya yang meninggal, yang di RS diobati. Anggota pun sekarang sedang kita proses ya menurut BAP (Berita Acara Pemeriksaan),” ujarnya.
“Untuk delapan korban (warga sipil, red) yang luka-luka sudah dipindahkan dari Rumah Sakit Sembiring menuju rumah sakit Putri Hijau diberikan perawatan terbaik sampai dengan sembuh,” kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I Bukit Barisan Kolonel Inf. Doddy Yudha di Medan, Minggu (10/11).
Panglima TNI juga menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap prajurit yang terbukti melanggar hukum dalam kasus ini.
“Ya kita selalu menyampaikan reward and punishment. Kayak tadi kan, berhasil membantu penanggulangan bencana alam di luar negeri, ya kita kasih reward. Tapi kalau yang melanggar, ya punishment,” ungkapnya.
Pangdam I/Bukit Barisan (BB) Letjen Mochammad Hasan meminta maaf kepada keluarga korban tewas dalam peristiwa penyerangan yang diduga dilakukan 33 anggota TNI dari Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan. Hasan menegaskan para anggota TNI yang terlibat akan diproses hukum.
“Saya Letnan Jenderal TNI Mochammad Hasan Pangdam I/BB menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya atas peristiwa yang terjadi,” kata Hasan saat menghadiri proses pemakaman Raden Barus (60) warga yang tewas saat penyerangan itu seperti dilansir detikSumut, Senin (11/11).
Hasan mengatakan bersedia menukar nyawanya dengan nyawa korban jika memang diperlukan. Dia kembali meminta maaf atas nama Kodam I/BB.
“Sekali lagi atas nama keluarga besar Kodam I/BB, kami memohon maaf sebesar-besarnya, kalau pun saya harus menggantikan almarhum, saya siap untuk menggantikan sekarang, saya ikhlas, kepergian almarhum meninggalkan duka kepada keluarga,” jelasnya.





