Mediaupdate.id – Warga Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, berharap agar Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), Gibran Rakabuming Raka, segera meninjau lokasi terdampak banjir rob di wilayah mereka.
Kadus Dua Hurip Jaya, Sarman, menyampaikan harapannya agar Wapres Gibran memberikan perhatian langsung kepada kondisi yang sedang dihadapi warganya, termasuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.
“Ya pengennya gitu (Gibran datang ke lokasi), datengin beri perhatian ke bawah ke Babelan ini yang terdampak banjir,” ujar Sarman.
Menurut Sarman, hingga saat ini pihaknya sangat membutuhkan bantuan, terutama dalam bentuk obat-obatan, kebutuhan makan, serta air bersih.
“Berharap ada bantuan juga obat-obatan, makanan, minuman, terus air bersih, karena disini ada yang demam juga, gatal-gatal juga kan,” jelasnya.
Banjir rob Bekasi ini merendam tiga desa pesisir sejak Jumat (13/12/2024).
Ketiga desa itu yakni, Desa Hurip Jaya dan Harapan Jaya di Kecamatan Babelan, serta Desa Samudera Jaya di Kecamatan Tarumajaya.
Di Desa Hurip Jaya, banjir rob merendam wilayah RT 05, 06, dan 07/RW 03.
Ketinggian air yang merendam pemukiman warga mencapai 50 hingga 80 cm, dengan kondisi terkini sekitar 60 cm.
“Banjir ini sudah terjadi sejak hari Jumat sampai Senin, berarti sudah empat hari, ketinggian air sudah mencapai 50 cm sampai 80 cm kemarin, sekarang sekitar 60 cm,” papar Sarman.
Sebanyak 1.200 warga terdampak banjir imbas limpahan pasang air Laut Jawa itu.
Khusus di wilayah RT 07/RW 03 Desa Hurip Jaya, total ada 112 kepala keluarga (KK) dan 72 rumah yang terendam banjir rob.
Meskipun demikian, Sarman menyebutkan bahwa tidak ada warga yang mengungsi dan sebagian besar memilih bertahan di kediaman masing-masing.
“Pengungsian juga ada di RW 08, tapi warga belum ada yang mengungsi,” ujar Sarman.
Sarman menjelaskan bahwa banjir ini merupakan siklus lima tahunan di kawasan tersebut, yang disebabkan oleh banyaknya tambak di wilayah itu.
Sistem pengelolaan air di tambak yang terlambat dalam pembuangan air menyebabkan banjir sulit surut.
“Di sini wilayahnya banyak tambak, jadi semua tambak kami mempunyai pintu air. Jadi terlambat pembuangan airnya, masuknya cepat, pembuangannya terhambat oleh tambak itu,” terang Sarman.
Saat ini, warga mulai terserang berbagai penyakit setelah empat hari bertahan di tengah banjir rob yang melanda wilayah mereka.
Penyakit tersebut mulai dari kulit, demam, hingga lambung.
“Kalau sampai saat ini hanya sakit gatal, meriang, paling demam karena kan dingin hawanya,” ungkap Sarman.
Dia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk segera melakukan pembuangan air banjir ke laut agar banjir di wilayahnya dapat segera surut dan tidak merendam pemukiman lebih lama lagi.
“Solusinya kira-kira harus dibuang semua airnya bareng,” tutup Sarman.





