Menunggak SPP, Siswa SD di Medan Dihukum Belajar di Lantai

Daftar Isi

Mediaupdate.id – Kasus seorang siswa SD Yayasan Abdi Sukma di Medan, Sumatera Utara, yang dihukum duduk di lantai kelas karena menunggak pembayaran SPP selama tiga bulan, telah memicu perdebatan luas mengenai etika pendidikan dan hak-hak siswa.

Kronologi Kejadian

Siswa berinisial MI (10) menerima hukuman tersebut selama tiga hari, dari Senin (6/1/2025) hingga Rabu (8/1/2025).

Video yang merekam MI duduk di lantai kelas kemudian viral di media sosial, memicu reaksi keras dari berbagai kalangan.

Ibu MI, Kamelia (38), mengungkapkan bahwa ia mengunggah video tersebut setelah ditantang oleh guru yang memberikan hukuman kepada anaknya. Guru tersebut merasa tidak bersalah atas tindakannya.

Reaksi Publik dan Pihak Berwenang

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, menyatakan keprihatinannya terhadap kejadian ini dan meminta masyarakat untuk melaporkan masalah terkait pendidikan kepada pemerintah.

Ia menekankan pentingnya edukasi bagi para guru oleh dinas pendidikan setempat atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Pihak kepolisian setempat telah memediasi antara orang tua siswa dan guru yang bersangkutan.

Kapolsek Delitua, Kompol Dedy Dharma, menyatakan bahwa hukuman yang diberikan tidak sesuai dengan aturan sekolah, dan pihak guru telah meminta maaf kepada orang tua siswa.

Sanksi terhadap Guru

Ketua Yayasan Abdi Sukma, Ahmad Parlindungan, menyatakan bahwa hukuman duduk di lantai merupakan inisiatif pribadi dari guru bernama Haryati.

Sebagai konsekuensi, Haryati dikenai sanksi larangan mengajar untuk sementara waktu.

Pihak yayasan menegaskan bahwa tidak ada aturan yang memperbolehkan tindakan semacam itu terhadap siswa yang menunggak SPP.

Dampak terhadap Siswa dan Keluarga

Kamelia berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain karena trauma yang dialami MI.

Ia menyatakan bahwa jika pihak sekolah tidak mengambil tindakan tegas terhadap guru tersebut, ia akan menarik kedua anaknya dari sekolah tersebut.

Kamelia juga mengkhawatirkan bahwa MI akan mengalami tekanan psikologis dan diskriminasi dari guru-guru lain akibat viralnya video tersebut.

Kasus ini menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dalam menangani masalah keuangan siswa di lingkungan pendidikan.

Diharapkan, insiden ini menjadi pembelajaran bagi institusi pendidikan lain untuk lebih bijaksana dalam mengambil tindakan terhadap siswa, serta meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua guna menghindari kejadian serupa di masa depan.

Tags :

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News

Jabodetabek News

Seputar Media Informasi Berbagai Platform Berita Yang Disusun Menjadi Berita Terkini & Terpercaya.

Share On

Contact Us

Copyright © 2024 Mediaupdate.id | Created by NHT Solution.