Mediaupdate.id – Fenomena fotografer di kawasan Sistem Satu Arah (SSA) Kebun Raya Bogor kembali menjadi sorotan publik setelah sebuah unggahan viral menampilkan pesan WhatsApp berisi foto-foto pelari yang dikirim dengan sapaan “Misi paket kak”. Unggahan tersebut ramai dibahas di media sosial karena beberapa warga mengaku merasa kurang nyaman, bahkan ada yang disebut-sebut sampai mengeluarkan biaya hingga Rp 300 ribu per minggu setelah menerima foto dari oknum fotografer tersebut. Pesan berisi foto itu dikirimkan kepada pelari yang sebelumnya sudah pernah berinteraksi atau saling mengenal dengan fotografer.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan bahwa pemerintah daerah belum menerima laporan resmi dari masyarakat terkait adanya pemaksaan pembelian foto atau tindakan yang merugikan. Ia menyebut keberadaan fotografer di kawasan SSA sejauh ini masih dalam batas toleransi karena banyak masyarakat yang justru merasa terbantu untuk mengabadikan momen olahraga mereka.
Meski demikian, Dedie mengingatkan bahwa kegiatan memotret seseorang di ruang publik tetap harus memperhatikan aspek privasi. Ia menyarankan para pelari memberikan kode halus jika tidak ingin diabadikan, dan para fotografer diminta menghargai isyarat tersebut untuk menghindari kesalahpahaman. Menurutnya, kesadaran dan saling menghormati menjadi kunci agar fenomena yang kini viral ini tidak menimbulkan konflik baru di tengah masyarakat.
Pemkot Bogor juga membuka ruang komunikasi antara pelari dan fotografer agar tercipta kesepahaman tidak tertulis mengenai batasan aktivitas masing-masing. Dedie menekankan pentingnya etika dalam menggunakan ruang publik, termasuk menghormati kenyamanan warga yang berolahraga dan profesionalitas para juru foto yang mencari nafkah di kawasan tersebut.






