Mediaupdate.id – Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Hok Lay Kiong, Kota Bekasi, berlangsung meriah pada Rabu, 12 Februari 2025.
Setelah sempat ditiadakan selama setahun, acara ini kembali digelar dengan melibatkan sekitar 800 peserta dan ribuan penonton dari berbagai latar belakang.
Rute Pawai dan Partisipasi Masyarakat
Pawai dimulai dari Klenteng Hok Lay Kiong, melalui Jalan Mayor Oking, Jalan KH Agus Salim, Jalan Ir. H. Juanda, Jembatan Patal, dan Jalan Perjuangan, sebelum kembali ke klenteng.
Sepanjang rute, peserta menampilkan berbagai atraksi budaya, seperti naga, barongsai, liong, tatung, ondel-ondel, defile Paskibra, dan kirab band dari Kodim 0507/Bekasi.
Makna Spiritual dan Harapan untuk Kota Bekasi
Ketua Yayasan Pancaran Tri Dharma, Ronny Hermawan, menjelaskan bahwa Cap Go Meh menandai hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, yang merupakan penutupan rangkaian perayaan tersebut.
Secara spiritual, perayaan ini diharapkan membawa energi positif, menghapus kesialan, malapetaka, dan bencana, sehingga Kota Bekasi menjadi lebih sejahtera.
Apresiasi dari Pemerintah Kota Bekasi
Penjabat Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhamad, mengapresiasi perayaan ini sebagai momentum toleransi dan keberagaman.
Beliau menekankan bahwa Cap Go Meh bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga simbol persaudaraan yang mewujudkan Kota Bekasi yang penuh kedamaian.
Sejarah dan Filosofi Cap Go Meh
Cap Go Meh, yang berarti “malam ke-15” dalam dialek Hokkian, menandai puncak perayaan Tahun Baru Imlek. Tradisi ini melambangkan harapan, keberuntungan, dan kebersamaan.
Berbagai ritual khas, seperti pawai lampion dan atraksi barongsai, menjadi bagian integral dari perayaan ini.
Perayaan Cap Go Meh 2025 di Kota Bekasi tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga memperkuat semangat persatuan dan toleransi antarwarga.
Dengan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, acara ini berhasil menciptakan suasana harmonis yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.
